Ada resonansi yang dihadirkan hujan dalam kepalaku. Lewat rintik anggun, otak ku menyeret segala kenangan yang terjadi di bawahnya. Ada tangis, tawa kecil, serta rindu yang hadir bersamanya. Ada kenangan yang menggeliat ke permukaan saat aku harus berteduh pada satu titik dimana kenangan tersebut pernah tercipta. Ada reka ulang yang jelas dan tanpa jeda bermain dalam otakku. Kemudian diikuti senyum yang sedikit mengembang bersama aliran air yang ternyata bukan hujan; melainkan air yang dikirim hatiku melalui sudut mataku.
Entah bagaimana sistem dalam kepalaku bergerak mengalunkan memoribianya sore itu. Yang ku tahu isi kepalaku sedang menghujam jantungku berkali-kali, menghantamnya dengan kepalan kenangan. Pada hujan dan wangi khasnya, aku mencium keberadaan kenangan. Pada setiap sela pada rintiknya, ada doa yang ku lambungkan tinggi-tinggi ke udara, yang pecah diterjang deras hujan sebelum sempat semesta mengamini. Wahai kamu yang mencipta kenangan ini, bolehkah aku menyampaikan apa yang disampaikan hujan padaku? Aku melihat tanya pada setiap rintiknya, merasakan teguran pada basah yang mengenai pakaian dan ragaku. Hujan sedang menyaksikan, ada yang tidak biasa dalam aku dan (atau) kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar